Senin, 14 Januari 2013

On Vacation - Beras Basah Island

Ada seorang anak kecil terpaku menatap rumah yang tak berpenghuni didepannya. Hanya terdapat selisih lima rumah antara rumahnya dan rumah tersebut. Rumah itu selalu ia lewati pada saat pergi dan pulang dari sekolah. Bertahun-tahun sejak ia lahir dan tinggal disana, tak pernah ia melihat sebatang hidung atau sehelai rambut (ngapain juga sehelai rambut dicari-cari?) pun pemiliknya mengunjungi, bersih-bersih, atau bahkan berada disitu meskipun cuma satu detik. Ada apa dengan rumah ini? Apakah berhantu? Apakah pemiliknya sudah meninggal? Atau pemiliknya masih ada dan menjelma menjadi roh penunggu rumah? Atau mungkin pemiliknya lupa kalau ia punya rumah disini?

Seperti cerita diatas, saya kadang penasaran, prasangka apa ya yang dipikirkan para pembaca terhadap blog ini. Apakah mereka pikir saya ini orangnya cantik dan baik hati (ngarep), ato berharap sebaiknya saya ikut kompetisi rekor Muri untuk memecahkan batu dengan kepala terbanyak daripada blogging disini. Yah, kalau pembaca lebih berharap yang kedua, saya gak punya pilihan  selain bunuh diri dengan niup lilin.

By the way, saya kembali kesini buat ceritain tentang pengalaman liburan saya  ke Pulau Beras Basah yang ada di wilayah Bontang, Kaltim tiga hari yang lalu. Itu liburan kedua terjauh saya selain ke Balikpapan. Kasian ya, impian terpendam adalah menjadi seorang backpacker, tapi sejauh ini cuma bisa pergi jauh ke kedua kota itu aja, itupun kalo gak ke pantai, ya ke penangkaran hewan. Ckckck, nasib! Nasib! Tapi gak papa, saya akan tetap menganggapnya berkesan karena itu kali pertama saya pergi kesana. Buat yang  belum pernah ke Beras Basah Island, mending googling image nya dulu deh, biar menambah wawasan maksudnya, hehehe. Ini hasil jepretan pertama saya setelah sampai disana, dalam bentuk panorama.


*Waktu motret foto ini, gak sadar ada figuran lewat, hehe. Becanda :P



*Wah, kalo foto ini saya jadi ngerasa aneh, langit kuning, tapi lautnya biru?? (padahal editan sendiri)

Beras basah merupakan pulau kecil yang luasnya kurang lebih sama dengan luas wilayah RT. 02 tempat tinggal saya (lho). Perjalanannya sendiri, saya itung-itung dari Pelabuhan Tanjung Laut nyebrang ke pulau itu sekitar 40-45 menit. Karena naik kapal feri mahal, maka saya dan teman-teman (sekitar 20 orang) memutuskan untuk menyewa kapal kecil nelayan-nelayan disana yang memang diperuntukkan untuk para pelibur yang ingin menyebrang ke pulau Beras Basah, dengan budget terbatas *suara bisik mode on*.



Carterannya gak tau berapa (karena bukan saya yang ngurusin masalah pengeluaran) tapi ada teman yang bilang sekitar 500 ribu pulang-balik. Kalo ternyata dibawah ato diatas budget tersebut, jangan salahkan saya ya, itu kan kata teman saya :P
Saya gak tau kenapa nama pulaunya Beras Basah, tapi setelah berpikir keras, mondar-mandir, berjemur berjam-jam dan guling-guling di pasir, akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa nama tersebut diambil karena muara pantainya di dominasi pecahan batu-batu koral segede upil daripada pasir, sehingga saat terkena ombak, airnya tetap jernih, dan butirannya persis seperti beras yang sedang dicuci. Berbeda bila ombak yang menghantam pasir, pasti partikel pasir terangkat dan mengeruhkan air laut seperti debu. Pantainya sangat bersih. Banyak biota laut yang belum saya temukan di pantai-pantai yg pernah saya datangi sebelumnya. Disini saya ketemu berbagai jenis binatang aneh, ada yang bentuknya mirip camilan kue lebaran yang punya beberapa tentakel aneh di ujungnya. Yang ini saya gak berani pegang, siapa tau yang ini bisa ngisep darah. Hii. Ada juga starfish  ato bintang ikan, eh bintang laut maksudnya. Awalnya, gak berani megang karena takut bisa aja tuh binatang tiba-tiba beracun. Tapi, saat belajar biologi di SMP dulu, kayaknya gak ada tuh penjelasan tentang bintang laut beracun, yang ada cuma keong racun kan? Jadi saya beraniin deh :D


Dan terakhir, pulau ini bener-bener gak cocok bagi orang yang rempong masalah "mandi bersih". Bayangin aja, lima liter air disana dipatok dengan harga LIMA RIBU!! Wah, kalo yang budgetnya pas-pasan  gimana ya? mending mandi air laut aja deh kalo gitu? Gratis, hehe. Saya rada kasian sama yang tinggal dipulau itu, gimana mereka mengatasi soal mandi memandi ini ya. Soalnya cuma ada dua cara buat dapatin air tawar; kalo gak nampung air ujan, berarti harus nyebrang ke pulau lainnya. Kalo harus ke pulau lain kan make biaya banyak nih, pasti mereka lebih milih nampung air ujan. Kalo pas musim kemarau gimana ya nasib mereka? After all, the vacation in here is really fun. It recommended  untuk hunting foto, yg sudah bosan dengan pantai-pantai biasa, tapi untuk fasilitas permainan, saya yakin kalian cukup puas dengan banana boat. Kalo saya sendiri sih belum (padahal nyoba juga gak). Maunya sih ada bunggee jumping gitu kayak di Bali. Kalo disana itu loncatnya dari jembatan, nah disini kita pasang di puncak mercusuar. Gimana? Gimana? :D

Selasa, 06 November 2012

Be A True Hero

Beberapa hari belakangan ini saya selalu kesal kalo mau berangkat ke atau pulang dari kampus. Setelah membaca kalimat pertama tadi, pasti kalian mikir, "trus gue musti bilang wow gitu". Ya kan? ya kan? ngaku deh!

Salah satu masalah merepotkan yang melanda kota-kota besar seperti Jakata adalah traffic jam atau kemacetan lalu lintas. Sangat merepotkan, bermacam-macam kendaraan berkerumunan di jalanan yang memang sudah sempit. Saling mendahului, berjubel berebut tempat kosong. Tidak peduli pada orang lain, hanya dirinya sendiri. Tidak ada yang peduli bahwa para pejalan kaki merasa terganggu pada para pengguna motor yang juga ikut menggunakan "jalannya". Tidak ada supir angkot yang peduli pada teriakan marah orang-orang dibelakangnya saat ia berhenti mendadak untuk menurunkan penumpang. Apalagi jika ada aksi demo di jalanan, truk-truk juga saling mendahului kendaraan-kendaraan kecil disampingnya. Lalu terjadi kecelakaan pada truk pembawa minyak, truknya terbalik menumpahkan minyak di jalanan. Jalanan di alihkan karena adanya kecelakaan itu ke jalan-jalan kecil di dekat situ. Kuantitas kendaraan yang ada, berbanding terbalik dengan kondisi jalanan yang notabene kecil dan sempit. Bisa bayangkan betapa mumetnya lalu lintas? Realitas itulah yang terjadi beberapa hari yang lalu di kota tempat  tinggal saya, Samarinda.

Tapi saya juga tak bisa menyalahkan kejadian ini sepenuhnya pada pemerintah atau pada polisi lalu lintas yang lalai dalam mengatur lalu lintas. Egoisme manusialah yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah seperti itu. Manusia disini bisa berarti supir truk minyak korban kecelakaan tadi (mungkin karena sedang buru-buru sehingga tidak hati-hati, padahal jalanan di depannya terdapat tanjakan dan merupakan pertigaan yang padat kendaraan), bisa jadi supir-supir angkot yang suka berhenti mendadak atau para penumpangnya yang minta berhenti di area yang sudah tahu macet, bisa jadi para pengguna kendaraan pribadi yang suka menyerobot seenaknya, atau itu bisa jadi saya.

Ya, sebagai manusia biasa yang sering khilaf, saya sadar sering ugal-ugalan di jalan, suka menyerobot sembarangan saat terburu-buru pergi ke kampus. Pura-pura tidak dengar saat orang yang saya serobot mengumpat marah atau bermuka tebal dengan tampang-tak-berdosa ketika tetap berjalan meskipun lampu telah menyatakan warna merah. Bukankah tindakan itu mengganggu pengguna jalan yang lain? Atau bisa parah keadaannya jika tindakan saya itu menyulut kecelakaan lalu lintas, yang kemudian menyebabkan kemacetan (again). Wah, saya harus intropeksi diri kalo begitu! Begitu pula dengan orang lain termasuk Anda-Anda yang merasa seperti saya.

Tapi diantara kejadian menyebalkan seperti itu, di antara orang-orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli pada hak orang lain (termasuk ane, nih!). Ada beberapa orang berjiwa mulia yang membuat saya terharu karena peran penting mereka dalam masalah lalu lintas. Mereka yang menurut saya sama berjasanya seperti guru "pahlawan tanpa tanda jasa". Bahkan mungkin lebih berjasa, karena saya tidak yakin apakah aksi mereka di hargai dengan gaji yang tetap seperti halnya guru. Merekalah para sukarelawan lalu lintas. Mereka rela berdiri ditengah kepulan asap bau, beracun dari kendaraan-kendaraan disekitarnya. Rela berpanas-panasan dibawah terik matahari. Tanpa pamrih sama sekali. Mungkin hanya ucapan terima kasih dari beberapa orang yang merasa terbantu dengan kehadiran mereka. Kenapa saya bilang tanpa pamrih? Namanya juga su-ka-re-la-wan, ya pasti aksi-aksi yang mereka lakukan atas dasar sukarela, ikhlas, meskipun secara finansial tidak menguntungkan buat mereka sendiri.

Pernah pada suatu hari saat pulang dari kampus, jalanan yang sering saya lewati begitu macetnya, padahal sangat jarang terjadi kemacetan di jalan tersebut kecuali ada event penting seperti kebakaran (sejak kapan itu jadi event? Itu namanya bencana tauu! ckckck). Selidik punya selidik, ternyata titik kemacetan itu terjadi di sebuah pertigaan jalan yang tidak punya lampu lalu lintas. Sebuah truk besar ternyata ingin belok ke jalan sebelah kanan, tetapi dihalangi mobil yang juga ingin belok ke sebelah kanan, sedangkan jalanan tersebut juga penuh kendaraan yang tidak bisa lewat karena dihalangi truk besar tadi. Bunyi klakson bertalu-talu. Karena sudah tak ada lagi yang bisa mereka lakukan, maka masing-masing menekan klakson sambil mengumpat ke orang-orang yang menghalangi jalan mereka. Para pengguna motor beruntung, masih bisa menyelip-nyelipkan diri di celah-celah yang sempit, tidak mau mengalah. Tapi bukannya mengurangi, malah tambah memperparah keadaan. Lalu seorang bapak-bapak yang juga berada ditengah kemacetan, berhenti dan memarkirkan motornya ditepi jalan. Dengan langkah yang ringan, ia pergi ke tengah titik kemacetan, membantu dengan menjadi setengah lampu lampu lalu lintas setengah tukang parkir. Saya terhenyak. Di antara semua orang yang ada, hanya dialah satu-satunya yang tidak mementingkan dirinya sendiri. Mengabaikan kepentingannya sendiri demi kepentingan umum. Benar-benar mulia sekali perbuatannya. Ada hikmah dalam kejadian ini, tidak perlu berpendidikan tinggi untuk berkontribusi dalam kebaikan di masyarakat. Hanya butuh keikhlasan dalam bertindak. Sedangkan saya yang mengaku-ngaku orang pintar (ciee! orang pintar, hahaha), orang intelek, berakademis tinggi, atau apalah sebutannya, toh tidak peduli. Hanya mengkritik pedas orang-orang (pemerintah, polisi lalu lintas, sopir truk, dll) saja didalam kepala, tapi tak mau dan terlalu malas melakukan tindakan nyata seperti bapak tadi. Itu baru masalah sepele, tapi bagaimana dengan masalah yang lebih besar? Yang tidak hanya menyangkut masalah lalu lintas, tapi juga hajat hidup orang banyak? Mari kita renungkan lagi, apakah kelak kita bisa menyumbangkan sedikit kontribusi kebaikan untuk rakyat dan negara ini atau malah menjadi pelaku trouble maker, jadi beban bagi bangsa?

Mengheningkan cipta! Mulai!

Sabtu, 08 September 2012

Setelah Sekian Lama..

Setelah sekian lama hilang ingatan, akhirnya saya kembali lagi kesini. Perasaan senang, iba, bercampur keterpaksaan mewarnai perasaan saya sekarang ini. Senang, karena akhirnya bisa punya waktu untuk nulis lagi. Terpaksa karena entah kenapa saya merasa wajib untuk kembali kesini, padahal buat ngetik alamat email ama password di beranda blogspot.com aja malaaaaas banget. Yah, saya benar-benar merasa iba banget pada blog ini. Kadang-kadang saya sering iseng ngetik nama blog ini di gugel. Yah, sekedar nambah-nambahin jumlah viewer nya aja, hehehe. Melihat blog ini, saya sering banget mengasihani diri saya sendiri karena kurang kreatif dalam hal tulis-menulis. Kadang-kadang saya iri dengan blog milik orang lain yang halamannya penuh dengan coretan-coretan celoteh yang lucu, menghibur, dan bisa memotivasi pembacanya. Lah kalo punya saya?? *benturin kepala ke tembok*
 
Malas, kurangnya inspirasi, kelaparan (apa hubungannya?), dan berbagai godaan lainnya selalu menjauhkan saya dari kegiatan tulis-menulis ini. Aduh, padahal profesi penulis adalah nomor 3 dari beberapa alternatif pekerjaan yang saya ingin lakukan di masa depan. Ckckckck.
Yah, semoga dengan sedikit "keterpaksaan" ini dapat membantu saya step-by-step untuk rajin menulis lagi. Dan dengan terpaksa juga, celotehan kali ini saya akhiri sampai disini.
SELAMAT MALAM!

#kurang 5 menit sebelum tengah malam, setelah menguap beberapa kali

Senin, 02 April 2012

Toga di Tepi Jendela


 


Holaaa everyone!

Udah lama gak posting lagi. Sekitar 2 mingguan ya? Ya, kemarin kan posting tiap hari rabu malam karena tuntutan tugas dari dosen, hihihi. Kalo sekarang udah free dari tugas. Posting hari ini mau review sebuah buku nih (note: ini bukan untuk tugas). Bukunya inspiratif banget, berjudul "Toga di Tepi Jendela".  Berisi berbagai cerita pendek atau pengalaman nyata penerima beasiswa Etos (baca : etoser). Saya bukan etoser, tapi teman sekelas saya.

Namanya Hani'atul Fauziah (dear Hani, karena ada namamu disini, besok gratis roti 1 baki ya, muahahaha). Cewek yang satu ini hidupnya penuh dengan semangat. Ada yang bilang dia warung berjalan. Karena semua yang berhubungan dengan perut, cemilan atau minuman (sekarang lebih fokus ke roti), dia orang nomor satu yang paling dicari-cari polisi. Orangnya kalem, tapi kalem-kalem ketawanya ngakak kayak orang kesurupan. Sumber masalahnya adalah ada beberapa orang di kelas kami, yang ternyata berbakat jadi komedian. Tiada hari tanpa ketawa. Dulu waktu semester satu, pertama masuk kelas. Melihat tampilan teman-teman sekelas, saya kira mereka itu orangnya kaku semua, serius, dan dewasa (image-image mahasiswa di tipi-tipi). Ternyata oh ternyata, anak Teka kalah semua (lho).

Fokus! Fokus!
Ini mau review buku ato review teman kuliah sih? Hehe. Maaf, maaf.
Ceritanya lembaga yang mengadakan beasiswa untuk si Hani ini menyelenggarakan sebuah event besar, event nasional yang diikuti oleh anak-anak SMA. Didalam event tersebut, mereka me- launchingkan sebuah buku berjudul "Toga di Tepi Jendela" hasil karya tulis dari para etoser itu sendiri. Waktu saya dengar judulnya, aneh. Toga? Ternyata toga itu adalah topi berbentuk bujur sangkar yang dipakai untuk wisuda. Saya suka banget sama cover depan buku ini. Ada sebuah gambar jendela yang ditepinya terdapat gambar topi petani, dan ditepi berseberangan lainnya bergambar toga. Tiga inti gambar tersebut sudah mewakili isi buku tersebut yaitu sebuah pilihan apakah ingin menjadi seseorang akademisi di perguruan tinggi atau "petani" dalam arti luas. Dalam hal ini bisa berarti pekerjaan apa saja yang mungkin dilakukan oleh anak SMA yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Pendidikan.
Pendidikan adalah sebuah cara untuk melepaskan bangsa kita dari lingkaran kemiskinan. Kenapa negara yang maju sistem pendidikannya pasti bagus? Karena kedua hal itu berkaitan. Pendidikan membuat orang menjadi lebih pandai, kreatif dalam berinovasi, berpikir, dan mengajarinya peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Tentunya diimbangi dengan moral yang baik juga. Seberapa bagus pun sistem pendidikan suatu negara bila moralnya jelek ya tetap BAD. Bagaimana dengan Indonesia? Sistem pendidikan di Indonesia sudah lumayan bagus, tapi biayanya yang masih mahal. Sedangkan banyak anak-anak berbakat di Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya malah gigit jari karena terhalang biaya kuliah. Mayoritas anak-anak miskin jadi melupakan cita-cita masa kecilnya dan lebih beralih kepada masalah "bagaimana bertahan hidup sekarang dengan bekerja apa aja yang penting halal untuk membantu keluarga daripada pusing-pusing mikirin kuliah yang cuma ada dalam mimpi". Dan Indonesia pun kehilangan mayoritas generasi masa depan berbakat yang berpeluang memajukan negara ini. Tapi untungnya gak semuanya seperti itu. Masih ada anak-anak luar biasa yang punya semangat empat-lima, bertempur sampai titik darah penghabisan. Hilang satu kesempatan untuk sekolah, mereka cari lagi peluang lain tanpa putus asa demi mencapai cita-cita.

Inilah isi buku tersebut. Cerita-cerita mengharukan dari teman-teman kita yang hampir putus sekolah karena masalah biaya. Tapi karena ketekadan mereka yang luar biasa, maka jadilah mereka sekarang seorang akademisi berprestasi dalam bidangnya masing-masing. Saya aja waktu membacanya bener-bener terharu. Begitu banyak cobaan nya menjadi orang tak punya uang. Saya sendiri aja yang masih mampu (alhamdulillah) dibiayai orang tua jadi mengutuki diri sendiri, karena jarang mensyukuri nikmat-Nya yang diberikan kepada saya. Sedang diluar sana, banyak yang menangis karena ketidakberuntungan keadaan mereka. Bersyukurlah orang-orang yang punya tekad sekuat baja, sehingga jalan mereka dalam menempuh pendidikan di lancarkan oleh Allah SWT. Salah satu penulis bestseller favorit saya, Andrea Hirata berasal dari keluarga miskin di pulau Belitong. Tapi itu tidak menggoyahkan semangatnya untuk sekolah, malah impiannya untuk sekolah ke Sorbonne, Paris tercapai. Dan dia menjadi salah satu orang yang menurut saya berpengaruh di Indonesia. Bukunya membuka mata hati semua orang akan pendidikan di negara ini.

Jangan takut bermimpi.
Karena mimpi adalah sumber api semangat hidup kita. 

Buat teman-teman yang sedang baca tulisan ini langsung cari bukunya yaa. Biar kita semua sama-sama terinspirasi dengan cerita-cerita mereka. Semoga dengan ini juga pemerintah makin fokus terhadap masalah pendidikan di Indonesia, jangan malah fokus ke korupsi mulu, hehe.

Pesan dari Nabi Muhammad : "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina"

Rabu, 21 Maret 2012

BBM Naik, Indonesia Dilema


 

 
BBM naik lagi.
Berita ini marak menghiasi, koran, internet, blog, televisi, bahkan majalah-majalah (kecuali majalah gaul ya, hehehe). Pemerintah mengungkapkan bahwa inilah satu-satunya jalan untuk mengatasi pembengkakan APBN akibat subsidi BBM yang pemerintah keluarkan di 2012 nanti. Yang katanya semakin meningkatnya konsumen BBM dari hari ke hari, sedangkan harga minyak dunia sedang naik. Sejak pemerintah mengumumkan berita ini, sudah banyak sikap pro dan kontra yang di lontarkan masyarakat dalam menanggapi berita tersebut sampai sekarang. Dari survei yang ada, mayoritas masyarakat mengecam tindakan pemerintah. Mereka tidak setuju karena kenaikan BBM ini bakal memicu inflasi yang otomatis menaikkan harga khususnya bahan-bahan pokok. Membuat rakyat miskin menjadi semakin miskin. Setuju, karena subsidi BBM selama ini tidak terlalu banyak membantu rakyat kecil. Malahan golongan menngah ke atas yang paling banyak menikmatinya. Sisanya adalah tipe orang pasrah (baca: tidak tahu). Mungkin karena tidak mau berpusing-pusing tentang masalah BBM. Kalo naik ya sudah, kalo gak "Alhamdulillah yaa" :D
Akhirnya, pemerintah memutuskan memberikan dua opsi. Satu, tidak ada BBM subsidi, tapi nanti warga miskin dikasih angpao BLT. Dua, BBM subsidi tetap ada meski harus mengorbankan APBN, tapi juga ada pembatasan BBM bersubsidi.

Menurut pendapat saya sendiri, sebagai seorang mahasiswa (dari sudut pandang konsumen juga) yang tiap harinya menggunakan kendaraan roda dua untuk pergi kekampus. Kenaikan premium menyebabkan saya dilema (a.k.a galau) diantara setuju atau tidak. Jujur, jarak rumah saya dengan kampus itu sekitar 23 kilometer, pulang-balik jadi 46 km. Setiap harinya membutuhkan minimal 1 liter bensin. Kalo kamu bingung kenapa saya gak ngekost aja? Jawabannya itu sudah perintah dari orang tua, biasa anak kesayangan, haha (padahal alasan sebenarnya, mereka gak mau bayar babu lain untuk bantu-bantu dirumah)  http://www.emoticonizer.com

Dalam seminggu ada 5 hari kuliah. Dalam sebulan anggap aja ada 21 kali pergi kekampus. Trus biasanya saya paling lama 3 hari sekali isi bensin sebanyak 3 liter seharga Rp 4500,00. Total semuanya menjadi, tunggu sebentar! Saya ambil kalkulator dulu, hehe.
Oke semuanya Rp 94500,00 dengan asumsi harga premium lama. Kalo harganya naik Rp 6000,00/ per liter maka uang bensin naik menjadi Rp 126.000,00. Itu sudah paling hemat, dibandingkan dengan naik kendaraan umum (dari rumah saya kekampus menggunakan 3 kali angkot).
Ini mengakibatkan saya menjadi lebih miskin dari sebelumnya dengan asumsi uang bulanan tetap. Ini baru saya, belum lagi jutaan orang lainnya yang merasa seperti saya di seluruh Indonesia. Program seperti BLT yang hanya memberi Rp150.000,00 per bulan, gak bakal cukup untuk kebutuhan satu kepala keluarga. Kalo untuk saya sih cukup-cukup aja, haha.


Tapi menolak kenaikan BBM juga bukan tindakan yang paling benar, ya kan? Bukannya saya ini merasa mampu trus setuju-setuju aja dengan naiknya BBM. Saya yakin ini juga bukan sembarangan keputusan yang dibuat pemerintah. Pemerintah tidak hanya memikirkan per individu tapi jutaan populasi yang ada di Indonesia. Selama ini pemerintah membantu kita dengan memberikan sebagian dana APBN nya untuk masalah ini. Harga BBM dijual dengan harga Rp. 4.500 per liter, sedangkan ongkos produksi 1 liter BBM bersubsidi sudah termasuk pajak dan biaya lainnya sebesar Rp. 8.200. Jadi, pemerintah mensubsidi BBM sebesar Rp. 3.700 untuk setiap liternya. Kalikan aja dengan banyaknya konsumen diseluruh Indonesia. Kalian akan tahu seberapa banyaknya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk itu. Padahal sebagian besar penikmat subsidi BBM ini adalah golongan menengah keatas.

Gak percaya?

Setiap kali saya pergi ke SPBU, banyak mobil-mobil pribadi yang antri di bagian "premium". Di bagian "pertamax" kosong melompong, jarang bahkan tidak ada mobil yang mau antri di bagian situ. Mas  mas penjaga pertamax enak-enakan duduk sambil baca koran :D. Mereka isi bensin itu gak cuman 1-2 liter lho, puluhan liter untuk tiap tangki mobil. Sudah berapa BBM bersubsidi yang hilang?
Saya sering ketawa kalo ngeliat spanduk di pom bensin yang bertuliskan "Terima Kasih Karena Tidak Menggunakan BBM Bersubsidi. BBM Bersubsidi Hanya Untuk Golongan Menengah ke Bawah" besar-besar. Padahal Honda Jazz, Toyota, Xenia (mirip nama teman, hehe), Suzuki X-Over, pokoknya nama mobil-mobil mewah melenggang dengan bebasnya di "premium" tanpa malu-malu.

Ironis.

Sebenarnya bukan hanya itu saja alasan pemerintah menaikkan BBM. Selain harga minyak dunia yang mahal dan masalah APBN, ternyata harga premium disini sangat murah ketimbang negara lainnya. Bisa dibaca disini. Karena masih murah, maka rawan penyelundupan BBM subsidi.
Jadi, gak ada alasan juga untuk menolak kenaikan BBM, kan? Apalagi maraknya penimbun dan pedagang eceran di pinggir jalan. Di pedagang eceran daerah tempat tinggal saya, sudah biasa menjual seharga Rp 6.000,00/per liter saat BBM masih Rp 4.500,00 di SPBU. Gak ada yang protes. Banyak aja yang beli karena alasan malas antri di pom bensin, sehingga rela-rela aja mengeluarkan kocek sebesar Rp 6.000,00 (setara dengan harga BBM non subsidi). 

Bagaimana dengan di desa-desa pelosok?

Harga BBM juga sama mahalnya, padahal penduduknya banyak yang tidak mampu. Jadi, budaya kenaikan BBM itu sudah lama terjadi di pedagang eceran jauh sebelum terjadinya berita ini. Ini juga menandakan BBM subsidi pembagiannya tidak merata, malah dijadikan bisnis oleh oknum-oknum tertentu sehingga harganya juga sama mahalnya. Lalu kenapa masyarakat shock saat pemerintah yang mengumumkan masalah ini secara resmi? Banyak juga yang melakukan demo massal?
Dalam pandangan saya sendiri, di balik bencana pasti ada peluang. Setiap masalah pasti ada jalan keluar dan solusinya. Ada beberapa saran yang menurut saya baik.

  1. Tidak apa-apa juga BBM naik, asal pemerintah bersih, dana subsidi APBN yang ada nanti bisa digunakan sebaik-baiknya untuk kesehatan, pendidikan, dll. Jangan karena kelebihan APBN lalu uangnya di korupsi. Sama aja bohong kan?
  2. Supaya biaya transportasi angkutan umum tidak ikutan naik, sebaiknya mereka saja yang di beri jatah BBM subsidi.
  3. Boleh juga ada pembatasan BBM subsidi. Kalo ngikutin negara Iran, mereka pake voucher buat jatah BBM. Satu kendaraan sudah ditetapkan berapa jatahnya, jadi lebih adil. Tapi Indonesia sudah siap belum dengan sistem kayak gitu?
  4. Galakkan hemat BBM. Bikin aturan three in one untuk mobil pribadi. Selain menghindari macet, juga akan mengurangi konsumsi BBM. Mengadakan angkutan umum yang aman, nyaman, dan murah. Kalo di Jakarta seperti Busway. Atau kereta api seperti di Amerika atau Jepang.
  5. Ini yang paling favorit. Pemerintah mewajibkan bersepeda. Selain ramah lingkungan, hemat BBM juga bikin badan sehat. Tapi rumah saya kan 23 km jauhnya? Yaudah gak papa, nanti saya langsung ngekost aja dekat kampus, jadi bersepedanya gak terlalu jauh, haha.

Sayang sekali, Indonesia salah satu peng-ekspor minyak bumi terbesar, malah mengalami kejadian seperti ini. Seandainya Indonesia lebih pintar, punya teknologi sendiri untuk mengolah minyak bumi. Pasti gak akan terpengaruh sama yang namanya harga minyak dunia. Biar aja punya mereka naik, kita gak masalah. Wong ini hasil produksi kita sendiri. Uhh! saya berdoa semoga secepatnya lahir seorang inovator untuk mengeluarkan Indonesia dari keterpurukan seperti ini di masa mendatang. Amin.
Jadi, hanya inilah analisa saya tentang BBM. Ini keluar dari hati nurani saya yang paaaliiiing dalam. Hiks! (maap, saya jadi terharu)
Maap bila banyak kata-kata saya yg di nilai tidak masuk akal untuk jenis artikel ilmiah semacam ini. Saya tidak se-intelek seperti menteri, atau pengamat ekonomi, hehe. http://www.emoticonizer.com

Rabu, 14 Maret 2012

Antara Suku Maya, 2012, dan Badai Matahari



Bagi kalian yang nonton video diatas, pasti mikir,"ngomong apa sih mereka? gak ngudeng." Nah, itu dia! Saya juga mikir gitu, hahahaha. Intinya mereka lagi ngomongin tentang ramalan "kiamat 2012" punya nya Suku Maya (bukan punya nya mama Loren atau mama Lemon ya :P) yang kebanyakan dipercayai beberapa orang di dunia. Apa?? Gak tau Suku Maya itu yang mana? Itu lho yang merupakan penduduk asli Australia. Eh, itu Aborigin yaa. Hehehe. Maap, maap!

Ramalan 2012. Identik dengan bencana-bencana yang terjadi di bumi ; tsunami, gempa, banjir, gunung meletus, badai, etc. Eniwei, kalo ngomongin soal badai. Saya jadi inget tetangga saya nih. Semua anak-anaknya dikasih nama "fenomena alam". Anak yang paling sulung dikasih nama Badai, trus adeknya dikasih nama Topan, lalu Bintang, kemudian Awan. Kalo ibunya hamil lagi nih yaa, saya mau menyarankan nama Guntur atau Guruh deh buat anaknya nanti :P. Oke. Lupakan tetangga saya. Saya posting disini bukan untuk nge-gosipin mereka (Unfortunately, you have did it, ckckckck).

Well, salah satu yang ramai di perbincangkan orang sekarang adalah fenomena badai matahari. Badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik. Para ilmuwan sendiri sudah men-cap bahwa fenomena ini merupakan aktifitas 11 tahunan matahari. Jadi maksudnya itu sudah menjadi fenomena alam biasa, sama seperti halnya hujan meteor. Memang akan berdampak juga pada aktivitas bumi, tapi gak bakal menyebabkan bencana besar seperti yang di ceritain di film 2012 ya. Dampak negatif-nya hanya sekitar pada terganggunya komunikasi satelit dan radio, serta gangguan listrik akibat memanasnya suhu bumi. Untuk gambaran lebih jelasnya, anda bisa  melihat video di bawah ini.




Luar biasa. Saya kira radiasi akibat badai matahari ini bakal menyebabkan wabah penyakit "zombie" ke manusia. Hanya ada beberapa orang aja yang bertahan hidup, bahu-membahu untuk bertahan hidup kayak di film The Walking Dead gitu. Ternyata itu cuman imajinasinya saya aja, hahaha (bagi anda yang terlanjur serius dan merasa aneh dengan yang tadi. Abaikan aja. Ini cuman statement dari orang bodoh :)).

Usut punya usut, ternyata badai matahari gak cuma menyebabkan dampak buruk bagi bumi. Ada hal-hal indah lainnya yang diakibatkannya, contohnya penampakan aurora di Kutub. Bisa klik disini bagi yang ingin lihat. Melihat fenomena tersebut mengingatkan saya pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh hal yang luar biasa seluruh semesta ini adalah ciptaan-Nya dan ingat! masih banyak hal-hal yang tidak kita ketahui tentang alam semesta ini, meskipun kita telah menciptakan teknologi canggih untuk menguak rahasia-rahasia tentang alam semesta itu sendiri. Bisa jadi ada kehidupan lain di galaksi lainnya. Ya kan? Seperti tantangan Allah SWT kepada kita, manusia untuk menembus langit : "Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)" (QS. Ar-Rahman : 33). Neil Amstrong berhasil mendarat di bulan karena kehendak Allah SWT, bukan karena faktor teknologi atau hal lainnya.

Bagaimana kita seharusnya menyikapi kejadian tentang badai matahari ini? Dari berbagai pendapat yang ada, kita tidak perlu menyikapi masalah tentang "2012" ini secara berlebihan. Bencana bisa terjadi dimana saja, kapanpun, dan bisa dalam bentuk apa saja. Sebagai orang yang beragama, kita harus sadar bahwa ini merupakan peringatan dari Allah SWT. Bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara. Peringatan agar kita selalu berhati-hati dalam bertindak. Menjaga dan merawat bumi ini dengan sebaik-baiknya. Setelah kehidupan ini, ada kehidupan kekal yang sudah Allah sediakan. Maka siapa yang akan memberikan perlindungan selain Dia? Nobody. Dan tentang ramalan kiamatnya suku Maya di tahun ini, it's really impossible. "Manusia bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat. Katakanlah, "Ilmu tentang hari Kiamat itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya (QS. Al-Ahzab : 63). Persis seperti yang tertulis pada surah di atas, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Kapanpun Dia menghendakinya pasti akan terjadi, bahkan di tahun ini. Kita manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan nya kan? Memangnya siapa kita bila dibandingkan dengan Tuhan pencipta alam semesta ini. Kita bagaikan seekor semut kecil di tengah lapangan sepak bola. Ya begitu juga dengan Suku Maya yang populasinya tidak lebih banyak daripada penduduk di Samarinda :D

Sumber :
  • http://www.indospiritual.com/artikel_ramalan-kiamat-tahun-2012-karena-badai-matahari-.html
  • http://www.anneahira.com/2012.htm
  • http://mymoen.wordpress.com/2010/03/06/fenomena-badai-matahari-2012/ 


Note: Judulnya mirip kayak judul lagu-lagu galau gitu "Antara Aku, Kau, dan Dia". Oke, silahkan tertawa! -___-" ---->  ┒(‘o’┒) LO , (┌’,'┐) GUE = ┒(⌣˛⌣)┎ END !

Rabu, 07 Maret 2012

Pengalaman Membuat Paypal VS Nge-Blog

Flashback ke Minggu lalu dimana kita dapat tugas dari dosen untuk membuat paypal & blog, yang ter-nya-ta dari semua mahasiswa yang ada. Semuanya make domain blogspot termasuk punya saya. Aneh. Saya juga baru nyadar. http://www.emoticonizer.com 

Seperti yang saya bilang di postingan sebelumnya. Kelas-kami-sedang-keranjingan-wabah-nge-blog. Tiap hari seperti tiada hari tanpa blog. Ada jam kosong, nge-blog. Gak ada dosen, nge-blog. Dosen belum masuk kelas, sempat-sempatin buat nge-blog. Ada juga yang bersusah payah keliling kampus sambil tenteng-tenteng laptop buat nyari wai-fi gratisan (Jangan sebut nama :P). Naik turun tangga tiga lantai, cuman buat nge-blog. Tapi gak dapet-dapet. Karena seperti yang kita tau, mencari wifi gratis itu seperti mencari jarum di tengah tumpukan jarum (lho). Apalagi sekarang diberi tugas lagi untuk membuat postingan baru dengan tema “Ceritakan Pengalaman atau Kesan Anda Saat Pertama Kali Membuat Blog dan Paypal”. Umm, pengalaman! Kesan! (Plis deh! Jangan sok mikir, Yas!). 

Well, sebenarnya cerita tentang itu udah sering saya ceritain di postingan-postingan sebelumnya. Old story.
(Iklan : bagi yang ingin baca silahkan klik disini dan disini).
Tapi karena ini tugas yang nantinya diperiksa-langsung-ditempat-make-infokus-dimana-bakalan-dilihat-satu-kelas-dengan-memalukan dan juga menyangkut masalah nilai. Okeh. Saya akan menuliskan kembali cerita yang sama dengan isi dan bahasa yang berbeda. Jadi, kita akan make ful bahasa Inggris. Buat bapak dosen, bersiap-siaplah Anda menggunakan google translate. Haha. (Maap Pak! Yang tadi cuman bercanda. Jangan potong nilai saya ya pak, plis!)   http://www.emoticonizer.com 

Blog.
Seperti jejaring sosial yang lain, blog juga merupakan situs yang bisa kita akses dengan free. Perbedaannya dengan jejaring yang lain. Blog lebih mirip jurnal ato diary online yang bisa dibaca oleh semua orang, kecuali orang yang sudah mati tentunya. Hehehe. Blog ini adalah blog yang pertama kali saya buat, sekitar tahun 2010 an kalo gak salah. Iseng-iseng sebenarnya, meskipun belum pernah nulis real diare diary sebelumnya. Tahap pertama daftar blog sampai create akun, gampang.

Bisa di atasi.

Lalu muncul tulisan buat entri baru. Yang ternyata nulis isi postingannya di situ. Akhirnya saya tulis sebuah postingan pendek yang kalo di baca mungkin bakal bikin orang ketawa sambil terkencing-kencing. Bukan ketawa karena lucu, tapi karena aneh.
Ralat. Super aneh. Ok, lupakan aja. 

Kemudian muncul dashbor. Mulai garuk-garuk kepala. Klik edit HTML, yang muncul malah bahasa purba.

Nelan air ludah.

Daripada sakit kepala, jadi saya sign out kan. Beberapa hari kemudian saya pergi ke warnet lagi dengan semangat berapi-api untuk mengakses akun blog tersebut. Isi email & password, ok. Lalu klik masuk. Blogger loading. Kemudian muncul tulisan, “TRY AGAIN”,”maybe the username or ID or password is wrong”.

OMG.

Lupa password! Coba lagi dan sampai berkali-kali tetep juga gagal masuk ke blogger. Begitulah! Mudah membuat, mudah juga melupakan. 

How about the Paypal? Saya belum pernah belanja atau jualan online sebelumnya. Jadi gak pernah berurusan sama yang namanya pak lek paipal, hehehe. Tapi seperti blog, membuat akun disini segampang kamu mendaftar asuransi. Isi disana, isi disini. Selesai. Gak sulit.
Ini ceritaku, apa ceritamu??